Selamat Datang Di Blog Saya

"Jangan takut untuk berbagi walaupun itu mungkin tidak sebanding dengan yang dimiliki orang lain. Sesuatu yang kecil, yang bisa kita bagikan, dapat menjadi yang besar bagi mereka yang membutuhkan"

Kamis, 08 Maret 2012

BELAJAR PADA KRISTUS

Matius 11:25-30
Coba kita perhatikan kata “mu” dalam akhir ayat ini.  Kata “mu” di akhir dari ayat ini menunjuk pada pribadi.  Kalau begitu siapakah pirbadi yang dimaksud dalam teks ini?  Kita menemukan jawabannya dengan melihat konteks pembacaan saat ini.  Dalam pembacaan teks Alkitab hari ini, kita melihat pujian dan syukur dari Tuhan Yesus kepada Bapa-Nya.  Kalau dalam Injil Lukas dikatakan bergembira.  Ayat ini sangat jelas sekali mengungkapkan pujian dan syukur Tuhan Yesus kepada Bapa-Nya.  Ada yang menarik dari pujian dan syukur Tuhan Yesus, yaitu alasan pujian dan syukur itu sendiri.  Dalam ayat 25, dijelaskan bahwa Yesus memuji dan bersyukur kepada Bapa-Nya karna “semuanya itu Kau sembunyikan……”  Artinya ada sesuatu yang tersembunyi atau rahasia yang belum terungkap!  Pertanyaannya adalah apa yang disembunyikan oleh Bapa dan mengapa disembunyikan?  Dan mengapa yang tersembunyi dan rahasia ini menjadi suatu pujian syukur Yesus kepada Bapa-Nya?  Bukankah hal ini merupakan suatu hal yang bertentangan atau bertolak belakang?  Mengapa demikian?  Karna biasanya Orang tidak akan senang dan akan terus penasaran jika belum menemukan yang tersembunyi.  Orang akan senang dan bersyukur memuji Tuhan jika telah menemukan suatu yang tersembunyi atau rahasia.  Tapi mengapa pujian syukur Tuhan Yesus justru terbalik, ada yang tersembunyi dan rahasia tapi eh malah bersyukur…..!  

Saudara/i yang terkasih……………….
Alasan Tuhan Yesus bersyukur kepada Bapa-Nya, tidak terlepas dengan apa yang terjadi pada saat Yesus ada di tengah-tengah kehidupan bangsa Israel, secara khusus di kota-kota seperti Khorazim, Betsaida dan Kapernaum.  Di kota-kota ini, Tuhan Yesus menyampaikan Firman Allah dan membuat banyak sekali mujisat.  Lalu apa yang terjadi di sana?  Yang terjadi di sana ialah bahwa mereka seperti orang yang duduk-duduk di pasar dan berteriak kepada teman-teman mereka.  Di sana ada kidung duka cita, tapi orang-orang disana tidak berkabung.  Waktu Yohanes datang kepada mereka, Yohanes tidak makan dan minum, lalu mereka berkata bahwa Yohanes itu kerasukan setan.  Dan sekarang ketika Tuhan Yesus datang, ada di tengah-tengah mereka, mengajar mereka tentang Firman Allah dan membuat mujizat, mereka berkata bahwa Yesus itu adalah pelahap, peminum, pembual dan sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.  Mereka tidak mau mendengarkan Firman Allah yang Yesus ajarkan.  Mereka keras kepada dan tidak mau bertobat.  Sehingga Yesus berkata “dengan apakah Ku-umpamakan angkatan ini?”  Kata angkatan, mengingatkan mereka pada nenek moyang mereka berjalan keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan.  Artinya orang-orang yang hidup saat Tuhan Yesus mengajar Firman Allah dan membuat mujisat sama dengan nenek moyang mereka.  Akibatnya, timbullah kemarahan Tuhan Yesus sehingga Dia mengecam mereka dengan berkata “celakalah engkau Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum.  Disini jelas, bahwa  Tuhan marah, jika kita tidak percaya dan tidak mau bertobat kepada-Nya.  Lihatlah….. Kemarahan ini berbeda dengan kemarahan kita manusia.  Kemarahan kita didasari oleh kebencian dan dosa, tapi kemarahan Tuhan didasari oleh cinta kasih dan kekudusan.  Oleh karna itu Dia mau datang di tengah-tengah umat-Nya, bersama dengan mereka, mengajar dan menyelamatkan mereka. 



Saudara/i yang terkasih……………..
Keadaan di Khorazim, Betsaida dan Kapernaum bertolak belakang dengan apa yang Tuhan Yesus dengar dari para murid, yang baru saja kembali dari tugas mereka menyampaikan berita Firman Allah.  Murid-murid membawa kabar bahwa pemberitaan mereka tentang Firman Tuhan telah menyebabkan setan-setan takluk, ada yang percaya dan bertobat.   Berita inilah yang membuat Tuhan Yesus gembira, memuji dan bersyukur kepada Bapa-Nya.  Saudara/i, lihat sekarang, Tuhan senang, Tuhan bersyukur oleh karna ada yang percaya dan bertobat kepada-Nya.  Lihat contoh dalam perumpamaan domba yang hilang.  Ketika domba itu ditemukan, ada sukacita di sorga melebihi sukacita 99 domba yang lain, yang tanpa pertobatan.  Kesenangan kita, pujian dan syukur kita itu ada kalau kita selamat dan bukan orang lain.  Hal ini berbeda dengan Tuhan Yesus.  Tuhan Yesus gembira, memuji dan bersyukur kepada Bapa-Nya bukan karna Dia yang bebas atau selamat, melainkan kalau ada orang lain yang selamat, saya dan saudara, walaupun Dia harus menderita bahkan sampai mati di kayu salib.   Ingat waktu Yesus ada di taman Getsemani, Dia berkata “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki”.  Kalau Yesus mau, Dia bisa untuk tidak minum dari cawan yang berisi murka Allah itu.  Tapi itu tidak dibuat-Nya.  Dia minum dari cawan itu, bersih, tidak ada sisa, bukan untuk diri-Nya, tapi untuk saya dan saudara.  Itulah yang berkenan kepada Bapa-Nya. 
Dan sekarang kita melihat kalimat yang sama itu dalam teks pembacaan saat ini “ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu”.  Walaupun situasi berbeda, tapi makna kata atau kalimat ini tetap sama, tidak ada perubahan sama sekali.  Lihat, dalam teks ini, Yesus mengungkapkan yang berkenan kepada Bapa-Nya dalam situasi gembira atau syukur oleh karna berita dari para murid tentang ada yang percaya dan bertobat oleh karna pemberitaan Firman Allah.  Sedangkan dalam taman Getsemani, diungkapkan dalam situasi kesedihan dan dukacita  oleh karna Yesus akan menghadapi kematian.  Apakah nampak perubahan dalam kalimat itu.  Tidak!!!!  Kalimat itu tidak mengalami perubahan, bahkan maknanya pun tidak.  Kalimat itu tidak berubah.  Ini memperlihatkan kepada kita bahwa apa yang berkenan kepada Allah, yang menjadi kehendak-Nya tidak akan pernah berubah oleh karna situasi atau keadaan.  Apa yang menjadi kehendak Allah, akan selalu terwujud dalam setiap situasi dan keadaan.  Dengan demikian, Allah harus selalu dipuji dan dimuliakan dalam setiap keadaan, baik suka maupun duka.  Pertanyaannya: sudahkah saya dan saudara memuji Allah baik di dalam suka maupun duka?  Baik saat nilai kita naik ataupun jatuh.  Ataukah kita hanya memuji dia saat nilai kita mengalami kenaikan? Jawabannya ada pada saya dan saudara secara pribadi. 

Saudara/i yang terkasih……………………..
Apa yang berkenan yang berkenan kepada Tuhan?  Dalam teks ini dijelaskan bahwa yang berkenan itu adalah yang tersembunyi bagi orang bijak.  Apa itu?  Jawabannya, yang tersembunyi itu adalah kunci dari pertobatan orang-orang percaya.  Apa itu?  Itu adalah kelahiran kembali.  Ini yang tersembunyi bagi mereka yang bijak dan pandai.  Mengapa?  Karna kelahiran kembali menghilangkan segala hikmat dan kepandaian manusia.  Sehingga ketika manusia mencoba untuk mendapatkan kelahiran kembali dengan hikmat dan kepandaian mereka, maka mereka tidak akan pernah mendapatkannya.  Mereka baru bisa mendapatkan kelahiran kembali itu kalau Sumber Hikmat, Yesus Kristus, yang adalah Firman Allah yang hidup, datang dan melahirkan mereka kembali.  Satu contoh, jika saya memberi saudara kunci pintu rumah saya dan menyuruh saudara untuk membukanya, maka saudara harus memakai kunci yang saya kasih.  Kalau saudara memakai kunci yang ada pada saudara, yang bukan kunci pintu saya, maka otomatis pintu rumah saya tidak akan terbuka untuk saudara.  Seperti itulah kelahiran kembali itu.  Kelahiran kembali membuang semua hikmat dan kepandaian manusia.  Tapi jika ditanya, siapa di antara kita yang mau membuang kepandaian dan hikmatnya?  Maka tidak ada seorang pun yang mau, karna itu kita katakan bodoh.  Lihat contoh dari Nikodemus.  Dia adalah pengajar orang Israel, profesor, pandai, bijak.  Tapi apa yang dia katakan ketika Yesus berbicara tentang kelahiran kembali?  Dia bilang apakah aku harus masuk ke dalam rahim ibuku dan dilahirkan kembali?  Nikodemus pakai apa?  Itu hikmat dan kepandaian.  Jadi tidak heran kalau jawaban Nikodemus membuat Yesus heran.  Sehingga berkata kepada Nikodemus kamu pengajar Israel, kamu profesor, kamu pandai, tapi kamu tidak tahu? Kamu tidak mengerti?  Kelahiran kembali tersembunyi bagi Nikodemus.  Mengapa demikian?  Apakah karna dia pandai dan bijak?  Dan bukankah kepandaian dan kebijakan itu didapatkan dengan belajar dari Hukum Taurat dan kitab para nabi, yang sumbernya juga dari Allah sendiri?  Benar!  Kalau benar, mengapa mereka tidak dilahirkan kembali oleh Allah?  Berarti Allah yang salah dong.  Tidak!  Allah tidak salah dan tidak akan pernah salah.  Jikalau mereka tidak dilahirkan kembali, itu bukan karna Allah.  Tapi karna mereka tidak percaya dan tidak bertobat.  Lihat, apa yang mereka buat saat Yesus mengajar dan membuat mujisat.  Mereka percaya kepada Yesus?  Mereka memuji dan memuliakan Tuhan?  Tidak!  Mereka tidak percaya dan tidak memuji Tuhan.  Apa yang mereka buat?  Mereka mencela Yesus, menghina Yesus, memfitnah Yesus, bahkan akhirnya mereka membunuh Yesus.  Mengapa mereka melakukan hal itu?  Oleh karna Dia yang diharapkan tidak sesuai dengan keinginan mereka.  Mereka inginkan Tuhan yang sesuai dengan keinginan mereka.  Mereka tidak mau diatur oleh Tuhan.  Yang mereka mau adalah mereka yang mengatur Tuhan.  Tuhan yang mengikuti semua keinginan mereka.  Sifat seperti ini, nampak juga dalam murid-murid Tuhan Yesus.  Lihat apa yang Petrus katakan saat Yesus mau ke Yerusalem.  Petrus bilang “jangan pergi ke sana”.  Petrus mau supaya Tuhan ikut apa yang Petrus katakan.  Lihat lagi ketika Yesus dimuliakan di atas gunung, Petrus mau supaya Tuhan mengijinkan dia mendirikan tiga tenda.  Tapi apa yang terjadi?  Ada suara dari langit yang berkata “Inilah anak-Ku yang Ku-kasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.  Artinya, mereka harus dengar Tuhan, bukan sebaliknya.  Keadaan inilah yang terjadi.  Orang-orang di Israel, para pemuka agama mau supaya Tuhan Yesus mendengar mereka.  Kalau sudah seperti ini, apakah yang Tuhan Yesus ajarkan dan perbuatkan akan mereka dengar dan mereka percaya?  Jawaban tentu tidak.  Kalau begitu, Tuhan disalahkan?  Tidak!  Tuhan tidak salah.  Dia adalah Mahabenar, Mahakasih dan Mahamurah.  Karna itu, Dia mau datang di tengah mereka untuk memberitahukan jalan menuju kelahiran kembali. 
Kalau mereka tidak mau mendengarkan Yesus, apakah itu berarti kedatangan Tuhan Yesus sia-sia?  Tentu tidak!  Masih ada yang mau mendengarkan dan mau belajar pada Kristus.  Siapa mereka?  Mereka adalah orang kecil.  Mereka kecil bukan karna karna mereka memiliki tubuh yang kecil, atau karna nilai yang kecil di masyarakat atau penghasilan yang kecil.  Apakah saudara termasuk didalamnya?  Jawablah didalam hati saudara secara pribadi. 

Tuhan Memberkati, AMIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar